Macam-macam
Komponen Elektronika
Pengetahuan untuk mengenal satu demi
satu komponen-komponen elektronika memang penting sekali sebab bila
tidak, maka Anda tidak akan mungkin bisa menyusun rangkaian menurut skema
dengan sempurna. Komponen-komponen elektronika dapat dibedakan menjadi dua
berdasarkan butuh atau tidaknya arus listrik dalam proses bekerjanya, yaitu
komponen aktif dan komponen pasif.
Komponen aktif adalah komponen elektronika yang membutuhkan arus listrik
agar dapat bekerja di dalam rangkaian elektronika. Yang termasuk dalam komponen
aktif adalah transistor. Sedangkan, komponen pasif adalah komponen
elektronika yang dapat bekerja tanpa membutuhkan arus listrik. Contoh dari
komponen pasif adalah resistor, kapasitor, transformator dan dioda. Dalam
rangkaian elektronika, biasanya dua jenis komponen ini digunakan bersama-sama.
Berikut ini adalah komponen-komponen
elektronika yang wajib Anda kenal.
1)
Resistor
Komponen ini berfungsi untuk
mengatur aliran arus listrik. Misalnya, resistor dipasang seri dengan LED
(Light-Emitting Diode) untuk membatasi besar arus yang melalui LED.
Resistor yang biasa kita jumpai memiliki nilai resistansi yang
direpresentasikan oleh kode warna pada badan resistor. Resistor tersebut adalah
seperti yang ditunjukan pada gambar.
Kode Warna Pada Resistor
Ketika melewati resistor, energi
listrik diubah menjadi energi panas. Tentu saja dampak energi panas yang
berlebih akan menimbulkan kerusakan pada resistor. Oleh karena itu,resistor
memiliki rating daya yang merepresentasikan seberapa besar arus maksimum yang
diperkenankan melewati resistor. Rating daya resistor yang banyak digunakan
adalah ¼ Watt atau ½ Watt. Resistor tersebut adalah resistor dengan label kode
warna yang banyak di pasaran. Selain itu, ada pula resistor dengan rating
tegangan 5 Watt atau lebih besar. Untuk resistor jenis ini nilai resistansi dan
rating tegangannya dapat dibaca secara langsung di badan resistornya.
2)
Kapasitor
Kapasitor adalah komponen yang
bekerja dengan menyimpan muatan. Aplikasi kapasitor diantaranya digunakan
sebagai filter pada rangkaian penyearah tegangan. Ada dua tipe kapasitor,
yaitu polar dan nonpolar/ bipolar. Perbedaan dari keduanya adalah pada ketentuan
pemasangan kaki-kakinya. Polaritas pada kapasitor polar dapat diketahui melalui
label polaritas (negatif atau positif) kaki kapasitornya atau panjang-pendek
kaki-kakinya. Pemasangan kapasitor polar ini harus sesuai dengan polaritasnya.
Sementara, untuk pemasangan kapasitor nonpolar, tidak ada ketentuan pemasangan
polaritas kaki-kakinya karena itu pula pada kapasitor nonpolar tidak ada label
polaritasnya.
Kode Angka Dan Huruf Pada Kapasitor
Desain kapasitor, baik polar maupun
nonpolar, ada dua bentuk, yaitu aksial dan radial. Contoh bentuk kapasitor
aksial dan radial ditunjukan pada gambar (perhatikan posisi kaki-kakinya).
Kapasitor
Polar
Kapasitor elektrolit dan kapasitor
tantalum adalah contoh jenis kapasitor polar. Rating tegangan kedua kapasitor
tersebut rendah, yaitu 6.3 Volt – 35 Volt. Pada badan kapasitor tersebut
tercetak label polaritas yang menunjukan polaritas kaki komponen yang sejajar
dengan label polaritas tersebut.
Kapasitor Polar
Kapasitor
Nonpolar
Kapasitor nonpolar memiliki rating
tegangan paling kecil 50 Volt. Kapasitor nonpolar yang banyak digunakan
biasanya memiliki rating tegangan 250 Volt atau lebih. Nilai kapasitansi
kapasitor nonpolar yang tercetak pada label berupa kode angka atau kode warna.
Kapasitor Non Polar
Kapasitor
Variabel
Kapasitor jenis ini biasanya
digunakan di dalam rangkaian tuning radio. Nilai kapasitansinya relatif kecil,
biasanya diantara 100pF dan 500pF.
Kapasitor Variabel
Kapasitor
Trimmer
Kapasitor trimmer adalah ukuran mini
dari kapasitor variabel. Kapasitor ini didesain untuk dapat dipasangkan
langsung pada PCB dan untuk diatur nilainya
hanya pada saat pembuatan rangkaian. Nilai kapasitansi kapasitor ini biasanya
kurang dari 100pF. Di dalam rentang nilai kapasitansinya, kapasitor trimmer
memiliki nilai minimum yang lebih besar dari nol.
Kapasitor Trimmer
3)
Induktor
Pada rangkaian DC, induktor dapat
digunakan untuk memperoleh tegangan DC yang konstan terhadap fluktuasi arus.
Pada rangkai AC, induktor dapat meredam fluktuasi arus yang tidak diinginkan.
Ada jenis induktor yang desain fisiknya mirip dengan resistor. Nilai
induktansinya dinyatakan dengan kode warna. Induktor jenis ini ditunjukan oleh
gambar.
Induktor Dengan Kode Warna
Membaca kode warna pada induktor
sama dengan membaca kode warna pada resistor dan kapasitor:
1. warna pertama: angka pertama nilai induktansi
2. warna kedua: angka kedua nilai induktansi
3. warna ketiga: faktor pengali (pangkat dari sepuluh) dengan satuan µH
4. warna keempat: toleransi
Induktor memiliki rating arus tertemtu. Dalam suatu rangkaian biasanya
digunakan stress ratio 60%.
4)
Dioda
Komponen ini berfungsi untuk membuat arus listrik mengalir pada satu
arah saja. Arah arus tersebut ditunjukan oleh arah tanda panah pada simbol
dioda. Seperti halnya orang yang mengeluarkan energi untuk membuka pintu dan
melaluinya, listrik juga mengeluarkan energi saat melalui dioda. Tegangan listrik akan berkurang sekitar 0.7 Volt saat arus listrik melewati
dioda (yang terbuat dari silikon). Tegangan sebesar 0.7 Volt ini disebut
forward voltage drop.
Jenis Dioda dapat dibedakan menjadi:
Dioda
Signal
Dioda jenis ini digunakan untuk
meneruskan arus dengan nilai arus kecil, yaitu hingga 100mA. Contoh dioda jenis
ini adalah dioda 1N4148 yang terbuat dari bahan silikon.
Dioda Signal
Dioda
Rectifier
Dioda jenis ini digunakan dalam
rangkaian Power Supply. Dioda tersebut berfungsi untuk mengubah arus
bolak-balik ke arus searah. Rating maksimum arus yang dapat dilewatkan
samadengan 1A atau lebih besar dan maximum reverse voltage samadengan 50V atau
lebih besar.
Dioda Rectifier
Dioda
Zener
Dioda ini digunakan untuk memperoleh
tegangan (dioda zener) yang tetap ketika reverse voltage sudah berada di
daerah breakdown. Ketika reverse voltage, meski nilainya berubah-ubah,
asalkan berada di daerah breakdown maka tegangan dioda zener tersebut akan
tetap.
Dioda Zener
5)
Transistor
Komponen ini berfungsi sebagai
penguat arus. Karena besar arus yang dikuatkan dapat diubah ke dalam bentuk
tegangan, maka dapat dikatakan juga bahwa transistor dapat menguatkan
tegangan. Selain itu, transistor juga dapat berfungsi sebagai switch
elektronik.
Ada dua jenis transistor, yaitu
NPN dan PNP. Simbol kedua jenis transistor tersebut ditunjukan oleh
gambar.
Transistor NPN dan PNP
Transistor memiliki tiga kaki yang
masing-masing harus dipasang secara tepat. Kesalahan pemasangan kaki-kaki
transistor akan dapat merusakan transistor secara langsung. Perlu dicatat bahwa
pada badan transistor tidak ada label yang menunjukan bahwa kaki transistor
tersebut adalah B, C atau E. Dengan demikian, sebelum memasang sebuah
transistor, pastikan dimana kaki B, C dan E dengan membaca datasheet-nya. Di
dalam penggunaannya harus pula diperhatikan dua rating: daya disipasi kolektor,
yaitu VCE x IC, dan breakdown voltage, yaitu VBE reverse.
6)
Transformator
Transformator disingkat dengan Trafo. Trafo terdiri dari dua buah lilitan
yaitu lilitan primer dan lilitan skunder. Trafo bekerja berdasarkan sistem
perubahan gaya medan listrik, yang dapat digunakan untuk menaikan atau
menurunkan tegangan listrik AC.
Trafo
7)
Relay
Relay adalah saklar (switch)
elektrik yang bekerja berdasarkan medan magnet. Relay terdiri dari suatu
lilitan dan switch mekanik. Switch mekanik akan bergerak jika ada arus listrik
yang mengalir melalui lilitan. Susunan kontak pada relay adalah:
Normally Open : Relay akan menutup bila dialiri arus listrik.
Normally Close : Relay akan membuka bila dialiri arus listrik.
Changeover : Relay ini memiliki kontak tengah yang akan melepaskan diri
dan membuat kontak lainnya berhubungan.
Relay
8)
Thyristor
Komponen ini disebut juga dengan SCR
( Silicon Controlled Rectifier) dan banyak digunakan sebagai saklar elektronik.
Gambar diskrit dan simbol SCR ditunjukkan dengan gambar dibawah ini :
SCR
Thyristor ini akan bekerja atau
menghantar arus listrik dari anoda ke katoda jika pada kaki gate diberi arus
kearah katoda, karenanya kaki gate harus diberi tegangan positif terhadap
katoda.
Pemberian tegangan ini akan menyulut thyristor, dan ketika tersulut thyristor
akan tetap menghantar. SCR akan terputus jika arus yang melalui anoda ke katoda
menjadi kecil atau gate pada SCR terhubung dengan ground.
9)
Tranducer
Tranducer adalah pengoperasian kerja
suatu rangkaian yang lebih mudah diukur atau dikendalikan oleh besaran listrik,
yaitu tegangan dan arus dimana terjadi perubahan dari suatu besaran ke besaran
lainnya.
Adapun komponen elektronika yang termasuk ke dalam tranducer
ialah :
LDR
(Light Dependent Resistance)
Yaitu resistor yang dapat
berubah-ubah nilai resistansinya jika permukaannya terkena cahaya. Kondisinya
ialah jika terkena cahaya nilai resistansinya kecil,sedangkan jika tidak
terkena cahaya (kondisi gelap) maka nilai resistansinya besar.
LDR
NTC
(Negative Temperature Coeffisient)
Yaitu resistor yang nilai
resistansinya dapat berubah-ubah sesuai dengan perubahan temperatur
terhadapnya. Jika temperaturnya makin tinggi maka nilai resistansinya kecil dan
sebaliknya bila temperaturnya makin rendah maka nilai resistansinya semakin
besar.
Simbol NTC
PTC
(Positive Temperature Coeffisient)
Yaitu resistor yang nilai
resistansinya dapat berubah-ubah sesuai dengan temperatur terhadapnya. Jika
temperaturnya makin tinggi maka nilai resistansinya semakin besar sedangkan
bila temperaturnya makin rendah maka
nilai resistansinya pun semakin kecil.
Simbol PTC